malaikatpararoh

Peduli Seni Dan Budaya Lewat Tulisan

Asal Muasal Gasing

Image

A.   Latar Belakang
Gasing merupakan salah satu hasil peeninggalan budaya yang masih terdapat hingga saat ini dan tidak jarang masih dimainkan oleh masyarakat. Dalam perkembangannya, Gasing menjadi salah satu permainan tradisional dan terdapat di berbagai daerah di nusantara bahkan dibeberapa Negara juga memiliki kebudayaan bemain gasing. Asal usul gasing secara umum berasal dari buah beremban atau permainan laga telur ayam, tetapi dalam masyarakat dayak dan melayu kalbar, permainan gasing berasal dari aktivitas masyarakat yang berkembang menjadi seni budaya.
Bagi masyarakat Kalimantan barat, bermain gasing lazim dilaksanakan pada saat musin lading. Dari beberapa sumber suku dayak kanayant  menyatakan bahwa gasing berasal dari jelmaan Talino (Jubata). Namun permainan gasing dikalimantan barat kini mulai jarang dilakukan, hanya dilakukan pada saat tertentu saja dan pada saat khusus saja. Gasing itu sendiri merupakan benda yang terbuat dari kayu dan di bentuk sedemikian rupa sesuai bentuk dan jenis gasing.
B.   TUJUAN
Penulisan makalah ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjelaskan tentang Gasing yang ada dikalimantan barat. Makalah ini menyajikan tentang gasing yang diharap dapat menambah pengetahuan kita semua tentang gasing yang merupakan salah satu hasil budaya bangsa. Setidaknya, setelah kita memahami isi makalah ini, kita dapat mengetahui tentang permainan gasing terutama permainan gasing yang ada di Kalimantan Barat.
GASING KALIMANTAN BARAT
A.   Asal Usul Lshirnya Permainan Gasing
1.      Asal Usul Gasing Secara Umum
·        
Asal Usul Perkataan Gasing – Gah Berpusing
Menurut sumber dari Terengganu, gasing berasal daripada permainan memusing buah berembang. Buah berembang berbentuk bulat, licin dan agak leper. Buah yang mudah ditemui di pesisir pantai ini selalu digunakan oleh ahli silat sebagai satu latihan untuk menguatkan tangan. Di sesetengah tempat, buah berembang juga dikenali sebagai buah perepat (sonneratia alba). Buah berembang ini juga dijadikan sebagai permainan. Dalam permainan buah berembang, buah ini akan dipusingkan dengan menggunakan tangan. Buah berembang yang berpusing paling lama dan paling ligat dikira paling gah dan pemusingnya dianggap sebagai pemenang. Gasing dicipta berdasarkan bentuk buah berembang. Perkataan gasing berasal daripada gabungan dua perkataan iaitu ‘gah berpusing’. Gah dalam istilah permainan gasing bermaksud berpusing dengan ligat dan tegak.
·         Gasing Berasal Daripada Permainan Laga Telur
Sumber dari Kedah ada menyatakan bahawa permainan gasing berasal daripada permainan ‘laga telur ayam’. Permainan memusing dan melagakan telur ayam ini menjadi permainan kegemaran kanak-kanak pada masa dahulu. Kemudian barulah timbul idea untuk menghasilkan gasing mengikut rupa bentuk telur. Paksi ditambah agar gasing berputar dengan laju dan tegak. Gasing yang diputar dengan tangan kurang ligat berputar dan pusingannya tidak tahan lama. Oleh itu tali digunakan supaya dapat memusingkan gasing dengan lebih ligat dan lama.
·         Gasing Berasal Daripada Peralatan Memburu Binatang
Pemain gasing veteran dari Sungai Pahang menyatakan bahawa gasing dahulunya merupakan senjata untuk memburu binatang. Gasing yang berbentuk leper dan bulat akan berputar dengan ligat apabila dilemparkan ke badan binatang buruan. Idea permainan gasing dikatakan datang daripada aktiviti masa lapang para pemburu, yang pada mulanya bertujuan menguji kecekapan melempar gasing ke sasaran.
2.      Asal Usul Gasing Kalimantan Barat
Dua suku asli dan terbesar yang menghuni Kalimantan Barat yaitu Dayak dan Melayu. Kedua suku ini memang mempunyai banyak kesamaan-kesamaan budayanya diantaranya adalah permainan gasing. Yang berbeda hanyalah dalam penyebutan atau bahasa yang digunakan. Tidaklah heran bila dalam penuturan asal usul permainan gasing ini dibuat dalam dua bahasa atau penyebutan, tidak lain agar para pembaca sedikit dapat memahami inilah kultur sebagian kecil bangsa ini. Konon Gasing pada masyarakat Dayak Kanayatn lebih dikenal dengan Pangka atau Bapangka’ dan sebaliknya Bepangkak menurut melayu dalam hal inilah maka sengaja penulis hanya menuturkan menurut versi dayak karena menurut legenda dan ceritanya banyak kesamaannya.
Menurut cerita yang terdapat pada orang Dayak Kanayatn, gasing adalah Manusia (Talino) jelmaan jubata (Tuhan) yang disebut NEK GASIKNG bernama  NEK ABAKNG SAJINTE JUBATA TAPAKNG, juga sebagai penguasa pohon-pohon kayu yang tumbuh dihutan. Sehingga Janis kayu yang dibuat sebagai bahan gasing yang terbaik adalah urat/bandir (akar) dari kayu Tapakng.Pangka’ gasing bagi masyrakat Adat  Dayak Kanayatn, diakui sebagai salah satu unsur Budaya adat yang telah lama dilakukan secara turun temurun dan tidak hanya Permainan belaka, melainkan memiliki makna bagi kehidupan manusia, maka dari itu pangka’ gasing adalah merupakan tradisi Budaya adat, yang penyelanggaraannya ditentukan pada musim atau waktu dalam proses kegiatan Bahuma atau berladang (bertani padi), yaitu pada saat padi mulai ditanam sampai pada panen raya (beranyi) padi.
Konon manusia (Talino) pada mulanya tidak mengenal beras atau padi sebagai bahan makanan pokok, melainkan sejenis cendawan (kulat/jamur) yang tumbuh dan diambil dari batang kayu yang telah mati. Melihat kehidupan manusia seperti itu, Nek Gasikng melakukan kegiatan berputar ditengah-tengah ruang utama samik, dengan tujuan agar padi turun ke bumi, dan menjelang subuh Nek Uit-uit memanggil padi/beras (Nyaru’Leko) di tengah pante (teras rumah). Karena Nek Gasikng melakukannya sendiri, maka ia memiliki keinginan membuat benda yang dapat berputar menyerupainya yang berputar, sehingga ia mengambil akar Tapakng sesuai namanya untuk membuat sebuah gasing yang menyerupai namanya juga. Setelah itu gasing mulai dimainkan oleh manusia (Talino), saat itu juga tanpa disadari oleh manusia ternyata dari khayangan seorang jelmaan Putra Jubata (Tuhan) yang bernama BARUAKNG tertarik untuk bermain gasing atau berpangka’ dengan anak-anak manusia yang ada dibumi. Dengan ketertarikannya itu ia memutuskan turun kebumi untuk mengajak anak manusia berpangka’ gasing.
Berawal dari Baruakng dan anak manusia bermaain gasing saat itulah padi dikenal oleh manusia dibumi sebagai makanan pokok. Baruakng setiap kali turun kebumi bermain gasing selalu membawa bekal nasi, sedangkan manusia berbekal jamur/kulat karang, nak-anak manusia yang bermain gasing bersama Baruakng. Menjadi penasaran anak manusia melihat makanan Baruakng seperti ulat, putih bersinar, sehingga anak-anak manusia mencoba memakannya. Setelah memakannya anak manusia tertidur karena rasa nasi Baruakng sangat enak dan nyaman. Merasa nasi itu enak, anak-anak manusia meminta kepada Baruakng agar dibawa kebumi contoh bijinya atau bibitnya untuk disampaikan kepada Nek Inang-inang (orang tua anak manusia yang berpangka; gasing bersama Baruakng). Keesokan harinya Baruakng berencana membawa biji padi kebumi, namun dimarahi oleh orang tuanya yang bernama NEK SIJAEK sehingga ia mencari akal, karena Baruakng belum bersunat maka ia menyembunyikan biji padi itu dalam kekulit kamaluannya, (sehingga sekarang Baruakng disebut Nek Baruakng Kulub).
Sampai dibumi Baruakng memberi tahu kepada manusia agar biji padi itu ditanam ditempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh bapaknya, dan disarankan supaya ditanam didapur tempat pembakaran yang ada dalam rumah, saran tersebut dipenuhi dan dituruti oleh manusia.
Konon pula menurut versi cerita suku melayu Kalimantan Barat khususnya Kabupaten SAMBAS, Timbulnya permainan ini menurut ceritanya adalah sebagai berikut:
Seorang putra khayangan yang turun kebumi sedang melihat anak manusia yang bermain dan ia tertarik dengan permainan ini yaitu memainkan sepotong kayu yang berputar-putar dihalaman rumah anak manusia tersebut, anak bangsa khayangan ini merasa heran campur senang sepotong kayu yang telah dibentuk sedemikian rupa dapat berputar dengan cara dilempar dengan menggunakan seutas tali, kemudian dengan kekagumamannya, ia mengajak anak manusi naik kekhayangan dengan membawa benda yang dimainkan tersebut, sesampainya di Khayangan dimintanya anak manusia untuk memainkan permainan itu di hadapan anak-anak bangsa Khayangan, mereka semua terkagum – kagum dengan permainan tersebut, kemudian anak manusia diberi makan, pada saat diberi makanan tersebut, giliran anak manusia yang terheran karena belum pernah ia makan makanan yang berbiji putih dan nikmat sampai perutnya merasa kenyang dan kenyangnyapun lama, melihat anak manusia yang makan dengan banyak dan senang sehingga tergugahlah perasaan anak bangasa Khayangan lalu iapun berkata ’’nanti akan saya bawakan benda ini kebumi’’ dengan sarat kamu harus selalu memainkan benda ini.
Kemudian anak manusia diantarkannya pulang kebumi, dan sesuai dengan permintaan anak bangsa Khayangan, anak manusia tadi selalu memainkan permainan ini, hampir lupa dengan apa yang telah diucapkan pada waktu mereka bermain dikhayangan, datanglah anak bangsa Khayangan dengan membawa sebutir biji benda yang dikeluarkannya dari kemaluannya karena takut dimarahi oleh orang tuanya maka biji tersebut disimpan dalam kemaluannya, benda tersebut dimintakan oleh anak bangsa Khayangan untuk ditanam.
Anak manusiapun menurut apa yang dimintakan, biji tersebut ditanam dan dari hari kehari makin menampakkan pertumbuhannya semakin banyak pula, sesuai permintaan anak bangsa khayangan agar selalu memainkan permainan ini, dan biji yang ditanam tadipun akhirnya telah layak untuk diambil, dari satu biji yang ditanam hasilnya berlipat ganda beribu-ribu banyaknya, maka biji tanaman ini terus dikembangkan. Sejak saat itulah tanaman ini dikenal oleh manusia sebagai makanan pokok yang dapat mengenyangkan dan tahan lama. Oleh anak manusia permainan yang berputar serta berpusing tersebut diberilah nama’’ GASING’’.
Sampai saat ini permainan ini dimainkan oleh anak manusia mulai musim bertanam padi sampai masa panen. Dengan turunnya padi kepada manusia kebumi, maka Pangkak gasing (bermain gasing) dilakukan turun-temurun bagi masyarakat dayak (KALIMANTAN BARAT PADA UMUMNYA) hingga sampai sekarang ini dari tingkat pedesaan sampai tingkat Propinsi KALBAR, baik dalam acara peringatan hari-hari besar agama,gawai NAIK DANGO, pesta ulang tahun kerajaan maupun peringatan hari-hari besar Nasional. Padi dengan gasing berhubungan sangat erat sekali,sehingga didalam kehidupan orang Dayak dan Melayu Kalbar,padi dibuatkan tempat khusus (dango padi/tamping) lumbung padi dimasukkan sebuah gasing yang namanya gasing gantang, ukuran gasing yang disimpan kedango padi tersebut ukurannnya sama dengan pengukur padi/beras sebagai alat timbangan tempo dulu yaitu GANTANG. Sedangkan didalam tempayan tempat menyimpan beras disimpan gasing cupak, yang ditutupkan pada mulut tempayan,dan pase untuk ukuran beras.
Gasing sendiri merupakan salah satu khasanah permainan tradisional anak-anak Nusantara yang layak untuk dilestarikan, namun sangat disayangkan permainan gasing tradisional ini pada masa sekarang cenderung terlupakan dan tergantikan oleh beragam jenis permainan produk asing. Padahal permainan gasing tradisional pada masa lalu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Sunda, Jawa, Bali, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Kalimantan hingga Papua. Sementara di Kalimantan, Meliputi Kalteng (Kalimantan Tengah), Kalsel (Kalimantan Selatan) dan Kaltim (Kalimantan Timur) permainan gasing tradisional ini disebut sebagai Bagasing. Sedangkan Kalbar (Kalimantan Barat), permainan gasing biasa disbut bepangkak.
B.  Jenis-Jenis Gasing
Jenis gasing yang sering dimainkan ada dua macam yang terdiri dari: 1. Gasing untuk permainan berindu (URI). 2. Gasing yang digunakan khusus untuk bermain pangkak.
a. Gasing untuk permainan berindu.
Gasing ini tidak digunakan untuk dipangkakkan sebab bentuk dan gasingnya sangat berbeda dari gasing yang digunakan untuk berpangkak diantara cirinya yaitu mempunyai kepala yang kecil bagian burit sangat kecil(pasaknya halus) hanya diadu lamanya berputar,setelah diemban lalu dicedok dan diletakkan diatas piring kemudian diletakkan diatas meja,dibiarkan di meja sampai akhirnya gasing tersebut mati dengan sendirinya.
b. Gasing untuk bermain berpangkak.
Gasing ini digunakan untuk berpangkak,dengan berbagai jenis nya,diantara modelnya sebagai berikut:
Ø  Model buah gerambang/gasing epal atau buah ampaning.
Ø  Model Leper/gasing epal Tumpi.
Ø  Model Botol/Gasing rojo pangkok.
Ø  Model Cantung pisang/Gasing rojo bangkukng.
Ø  Model jantung/Gasing palang
Gasing dapat dibedakan menjadi gasing adu bunyi, adu putar dan adu pukul.
C. Ciri- Ciri dan Kegunaan Model Gasing
·         Gasing model buah gerambang/epal epeh ampaning.
·         Pakang/bagian pinggirnya dengan ukuran 2 sampai 3 cm. Tingginya 4 samapai 8 cm, kepala kecildan dapat digunakan untuk dipasangkan ataupun dipangkakkan.
·         Gasing leper/gasing epal Tumpi.
·         Pakangnya/bagian pinggirnya dengan ukuran 1 sampai 2 cm,tinggi 3 sampai 6 cm,bagian kepala kecil dan dapat digunakan adu uri sebagai penentu untuk mulainya berpangkak.
·         Gasing botol/gasing ronjo pangkok.
·         Gasing ini unkurannya 8 sampai 12 cm bagian pakang/pinggirnya tebal hampir menyerupai botol,hanya dapat digunakan untuk dipangkakkan sebab kekuatan putarnya tidak tahan lama.
·         Gasing cantung pisang/Gasing ronjo bangkukng.
·         Gasing ini ukurannya sama dengan gasing botol hanya badannya lebih besar,hanya dapat digunakan untuk memangkak gasing lawan.
·         Gasing jantung /Gasing palang.
·         Gasing ini hampir menyerupai organ jantung, ukurannya besar, mempunyai bahu/badan seperti gasing leper dan gasing buan gerambang, digunakan hanya untuk memangkak gasing lawan karena ketahanan lama berputarnya tidaklah kuat.
Untuk gasing berpangkak jenisnya ada dua macam yaitu:
1.      Gasing Murni (gasing polos); jenis gasing ini tidak ditambah apapun kecuali pasak dan motif kayunya harus asli.Untuk gasing standar Kalbar dengan ukuran keliling gasing 32cm dari bagian pakang/pinggir gasing yang terluar,sedangkan yang tidak standar biasanya ukurannya mencapai 40 cm beratnya sampai 2 kg.
2.      Gasing bertambah (gasing remot)adalah gasing yang telah dikombinasikan ditambah pemberat berupa timah yang ditambahkan pada keliling pakang gasing dan diberi simpai pengaman dari bahan almunium ataupun seng yang dipakukan untuk melindungi timah agar supaya timahnya tidak keluar dan bahan nya terbuat dari kayu jenis putih yang alot atau tidak mudah pecah bilapun gasing tersebut pecah saat dipangkak tidak membahayakan orang yang berada disekitarnya.Ketahanan atau lamanya berputar lebih lama bila dibandingkan dengan jenis gasing pangkak yang olainnya. Gasing ini hanya dimainkan oleh masyarakat Melayu Kabupaten Sambas.
D. Cara Memperbaiki/Membetulkan Gasing & Merawat Gasing
a. Cara memperbaiki/membetulkan gasing.
Setelah gasing selesai dibuat/dibubut atau diraut,agar gasing seimbang maka gasing perlu diuji untuk mengetahui apakah gasing sudah seimbang atau belum dengan cara sebagai berikut:
1.      Mengucil/memutarkan gasing tersebut dengan tangan,kemudian diberi tanda dengan spidol atau dengan menggunakan serpihan kayu kecil yang diberi air liur dibagian atas kepala gasing kemudian dilihat pada bagian mana yang sedikit atau kecil yang terkena spidol /air liur maka pada bagian pinggir pakang gasing tersebut diberi sedikit demi sedikit paku kecil/ tanah yang ditempelkan dibagian burit gasing lalu digeser-geser sambil tetap mengucil sehinggalah keadaan gasing benar-benar seimbang maka pada bagian yang diberi tanah tersebut diberi beberapa pemberat sehingga gasing benar-benar seimbang.boleh dengan memasang pasak terlebih dahulu atau memberi pasaknya kemudian .kegunaan memberi penyeimbang ini adalah agar gasing awet hidupnya atau lama berputarnya.
2.      Dengan mengucil/memutar atau menyurung (menghidup/ memutar gasing dengan sara mendorongkan gasing kedepan dengan terlebih dahulu membolang/ mengikat) gasing tanpa diberi pasak, pada bagian burit gasinglah yang akan diberi tanda dengan spidol dibagian yang terkena spidol, maka pada bagian tersebutlah yang akan diraut sampai kesemua bagian burit gasing terkena spidol maka gasing tersebut telah seimbang. Tahap berikutnya barulah memasangkan pasaknya, dengan terlebih dahulu melobangi dengan alat pelobang, pada pasak atu lobang diberi lem perekat agar pasak dapat merekat dengan lem kawin yang daya rekatnya 2 jam,barulah gasing terebut dipurtar lagi apabila sudah benar-benar seimbang,maka tahapan ini sudah mencapai tahap yang sempurna.
b. Cara merawat dan menyimpan gasing Agar supaya gasing tetap awet dan tahan lama ada beberapa cara perawatannya:
1.      Gasing diletakkan dalam parit atau dalam sumur/ perigi,khusus untuk gasing yang terbuat dari bahan kayu keras;seperti kayu mbaris dan kayu belian/ulin.
2.      Gasing diletakkan atau disimpan di tempat yang teduh dengan cara meletakkan gasing tersebut diatas sebuah bekas tempat/kotak sabun B 29.Untuk masing-masing satu tempat satu buah gasing.
3.      Membuat tempat khusus yang terbuat dari triplek yang silobangi yang disesuaikan dengan besarnya gasing,kemudian gasing diletakkan dengan posisi bagian atas gasing tetap diatas tidak dibalik-balikkan, tujuan meletakkan gasing bagian atas teap diatas adalah agar gasing tidak berobah keseimbangannya dengan demikian gasing tetap terjamin keawetannya.
4.      Sebelum gasing disimpan terlebuh dahulu gasing tersebut pada bagian bawahnya diolesi dengan oli agar pasaknya tidak karatan.
5.      Menyimpan tali gasing yaitu dengan cara memasukkan talinya dalam kantong plastik dan di ikat.
6.      Untuk gasing remot/gasing bertambah agar awet, setelah gasing selesai dibuat maka gasing tersebut diberi warna sesuai dengan yang diinginkan,kemudian dioles dengan lem super glue (lem kaca)kemudian dapat juga di cat dengan warna clear atau Warna transparan.
E. Ketentuan dan Panduan Teknis Permainan Gasing Kal- Bar
1.      Pertandingan gasing akan didahului adu uri oleh kedua regu yang bertanding.
2.      Pemenang uri ditentukan oleh putaran gasing yang terlama dan untuk regu pemenang uri mendapat nilai 15,berkesempatan untuk memangkak terlebih dahulu sebanyak tiga kali dan kemudian memasang tiga kali.
3.      Gasing pemasang/pemangkak tidak boleh untuk dibetulkan dan dipindahkan.
4.      Gasing yang sah putarannya bila posisi kepala gasing tetap berada diatas dan bagian pasaknya dibawah/di atas tanah.
5.      Gasing pemasang harus berada dalam lingkaran dan apa bila tidak berada dalam lingkaran ( sebanyak tiga kali memasang) dan gasingnya tidak berputar/hidup,gasing lawan tidak dapat memangkak gasing yang tidak berputar tersebut maka pihak lawan memperoleh nilai 10( sepuluh).
6.      Pemangkak harus berada diluar satu lingkaran garis yang akan dipangkak.
7.      Pemangkak yang mengijak garis /line sebagaimana telah ditentukan pada poin 6,tersebut diatas maka dinyatakan dis/kalah dan pihak lawan yang mendapatkan nilai sesuai letak gasing yang dipasang.
8.      Apabila gasing pemangkak tidak mengenai gasing lawan,maka pihak lawan akan memperoleh nilai sesuai letak gasing yang dipasang.
9.      Apabila gasing pemangkak dapat menyentuh langsung/mengenai gasing lawan,kemudian diadu gasing yang terlama berputar yang akan mendapatkan nilai sesuai letaj gasing tersebut.
10.  Apabila gasing pemangkak menyentuh/mengenai gasing lawan dan kedua-dua gasing tersebut keluar dari arena/lingkaran,maka keduabelah pihak tidak mendapat nilai.
11.  Gasing pemangkak harus menentuh langsung/mengenai tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu dianggap syah,dan bila menyentuh tanah terlebih dahulu maka gasing lawan yang akan mendapatkan nilai sesuai letak gasingnya.
12.  Apabila talinya menyentuh gasing lawan dan mempengaruhi posisi gasing lawan atau gasing lawan menjadi mati (tidak berputar),maka niali diberikan pada gasing lawan sesuai letak gasingnya.
F. Permainan Gasing Melayu Sambas
a. Bahan dan Alat
1. Bahan
Gasing terbuat dari kayu diantaranya adalah sebagai berikut: Kayu Mbaris,kayu Keranji, kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu Akasia,kayu Asam jawa,kayu Pertai cina, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu dungun. Pasak gasing yang didigunakan intuk pangkak terbuat dari besi,sedangkan untuk gasing berindu (uri) pasaknya terbuat dari jarum jahit.
2. Alat
·         Tali: Tali terbuat dari kulit katu seperti: Kulit kayu temaran ,Kulit Peluntan, kulit Baruk,dan dapat juga dibuat dari tali nyilon. Khusus untuk tali yang terbuat dari kulit kayu cara pembuatannya adalah dengan terlebih dahulu direndam beberapa hari,kemudian di pukul-pukul untuk membuang bagian kulit luarnya,lalu di jemur,dan selanjutnya dipintal menjadi tali sesuai yang diinginkan,pada bagian ujungnya lebih kecilsedangkan pada bagian tengahnya berdiameter antara 0,5 sampai 1,0 cm, panjangnya disesuaikan penggunaannya. Sedangkan untuk tali nyilon, tali harus dibuka terlebih dahulu kemudian dipintal lagi sebab tali buatan pabrik pintalannya kiri oleh karena itu tali tersebut dibuka dan dipintal disesuaikan dengan yang diinginkan.
·         Pencedok. Pencedok digunakan khusus untuk gasing berindu,terbuat dari potongan triplek ataupun kayu tipis dengan panjang kira-kira 15 sampai 20 cm dan bentuknya seperti sendok nasi.
·         Pancang/Tonggak kayu Pancang /tonggak kayu panjangnya kira-kira 2 meter dengan keliling 20 sampai 30 cm yang digunakan untuk tonggak tempat mengembankan gasing untuk gasing berindu,tonggak tersebut ditancapkan pada tanah tempat dimana permainan gasing akan dilaksanakan.
·         Piring/Pinggan. Piring atau Pinggan digunakan sebagai alas(wadah/tempat) gasing berindu yang berputar setelah diemban yang diberi sedikit minyak agar supaya permukaan piring/pinggan licin.
·         Perlengkapan lainnya seperti:
Getah kayu moras yang berguna agar tali tidak licin pada saat tali dibolang (diikatkan kegasing). Damar;berguna agar gasingnya tidak licin pada saat tali dibolang. Aplas; berguna untuk mengamplas pasak gasing agar cocok dengan tempat atau tanah dimana gasing akan dimainkan (khusus gasing pangkak).
b. Tata CaraPembuatan Gasing
1. Tata cara pembuatan gasing berindu.
Untuk pembuatan gasing berindu dapat dilakukan dua cara
a. Cara Diraut:
·         Dengan cara diraut; pertama-tama kayu dibakal(dibulatkan sesuai bentuk bakal gasing.
·         Setelah berbentuk seperti gasing, pekerjaan meraut tetap dilakukan, gasing diputar dan diberi tanda dengan spidol dimana yang terkena spidol ditempat itulah yang perlu diraut,sampailah akhirnya kesemua bagian dari gasing terkena spidol selesai sebagian membuat gasing berindu.
·         Pembuatan pasak ; pasak dibuat dari jarum jahit ,bagian bawah (burit gasing) dilobangi dengan bor/gurdi dengan ukuran 0,5 sampai dengan 0,8mm kemudian disopak dengan kayu sepang yang terlebih dahulu diraut berbentuk bulat yang disesuaikan dengan mata bor sebagai pelobang. Pasak tersebut ditancapkan pada kayu sepang dengan sedikit –demi sedikit diansah/dipotong dengan batu canai(batu ansahan),sampai benar-benar gasing tersebut layak untuk dimainkan.
b. Dibubut/dilarik.
·         Kayu dibakal berbentuk seperti gasing(dibulatkansesuai bentuk gasing).
·         Setelah berbentuk seperti gasing,bakal gasing tersebut dilarik/dibubut dengan mesin bubut ,sempai menjadi bentuk gasing yang diinginkan.
·         Pembuatan pasak dan pemberian pasak sam halnya dengan cara pembuatan gasing yang Diraut.
2. Tata cara pembuatan gasing pangkak:
Untuk pembuatan gasing pangkak dapat dilakukan dua cara:
1.      Dengan cara diraut sebagai mana pembuatan gasing berindu namun dengan cara ini memerlukan waktu yang cukup lama,untuk mencapai hasil yang memuaskan.
2.      Untuk cara kedua ini; pertama-tama kayu dibulatkan,kemudian dibakal sehingga berbentuk sebuah bakal gasing yang siap untuk dilarik /dibubut.seperti berikut :
a. Pembuatan pasak.
Pasak gasing terbuat dari besi baut ukura 14 dan kikir bulat dengan ukuran 8s/d 12.
Cara kerja pembuatannya sebagai berikut:
Baut dilobangi dengan menggunakan bor listrik sedalam 1.cm, kikir bulat dipotong dengan menggunakan gerinda sepanjang 1,5.cm, kemudian diberi lem kawin (lem besi),seterusnya kikir bulat yang telah dipotong dimasukkan kelobang pada baut dirapikan/dihaluskan dengan menggunakan gerinda sesuaikan dengan yang diinginkan.
b. Bila gasingnya telah selesai dibubut bagian bawahnya (burit) Dilobangi untuk memasukkan pasak gasing yang telah tersedia disesuikan dengan panjangnya pasak.
G. Pola Permainan Gasing
a.   Cara/Sistem Meraje atau Pangkak
Cara/Sistem Meraje adalah apabila misalnya dalam 1 regu terdiri dari lima orang ,jadi bila kedua regu saling berlawan tahapannya adalah :
1.      Pangkak system meraje diawali dengan berindu untuk menentukan siapa pemenang gasing yang paling lama berputar (masih hidup) dinyatakan sebagai pemenang, regunya mendapatkan poin 1 dan diberikan kesempatan untuk memangkak gasing lawannya dan jika orang pertama memangkak gasing lawan ternyata kena gasingnya tetep dirindukan .selanjutnya orang kedua memangkak dan orang kedua juga masang gasingnya dipangkak tidak kena gasing lawangnya (dabbok) gasing lawan tetap dibiarkan hidup(berputar),begitu juga untuk orang ketiga dan orang keempat ,orang kelimalah merupakan penentu bila gasing orang kelima memangkak ternyata kena maka gsing yang masih berputar (hidup) tetap dirindukan gasing yang matinya terakhir adalah pemenangnya dan mendapatkan poin, selanjutnya bila orang kelima ternyata ia memangkak dan tidak kena atau lobos(gasing terlempar tidak kena)maka regu pemasanglah yang mendapat poin gasing yang masih hidup tidak dirindukan,pada saat berindu posisi gasing tidak boleh untuk dibetulkan,sedangkan bila sudah giliran memasang posisi gasing boleh untuk bibetulkan dan jika sipemasang gasingnya lobos atau terlempar(tidak hidup)maka dapat digantikan oleh teman seregunya yang lain, sedangkan pemangakak tidak boleh digantikan dan posisi gasingnya tidak boleh untuk dibetulkan, begitulah seterusnya sampai pada poin yang ditentukan (untuk pertandingan poinnya sampai 10) sistem poinnya seperti poin permainan pingpong
Bila pertandingan persahabatan poin gimnya tergantung kesepakatan kedua regu.

No comments yet»

Tinggalkan komentar